GfWlGUW8TfGiBSGiTUW0GfGlGA==

5 Rumus Hidup Bahagia ala Stoicism yang Harus Kamu Ketahui

hidup bahagia ala stoicism


Mungkin kita menyadari akhir-akhir ini dunia begerak lebih cepat, serba terburu-buru. Orang-orang mudah emosi.

Media sosial di penuhi komentar-komentar negatif. Dan faktanya kita lebih banyak berkomentar daripada membaca.

Seolah-olah kita hidup dengan banyak hal negatif di sekitaran kita. Apalagi jika suatu hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan, maka kerap kali kita merasa kecewa, kesal dan menganggap dunia ini kejam dan tidak adil.

Sebenarnya semua itu tidak lebih dari sekadar persepsi kita. Pikiranlah yang mengontrol cara pandang kita terhadap dunia.

Andai kata kita mampu untuk melihat semua dari sudut pandang yang berbeda, maka kita bisa melihat poin yang berbeda pula.

Tahu gak, di dunia ini ada satu ajaran filsafat yang mengajarkan kita untuk menjadi orang yang lebih legowo, lebih tenang, lebih nerimo. Jika umumnya filsafat itu adalah ilmu yang bikin mumet, bikin puyeng, tapi yang satu ini berbeda. Ini adalah jenis filsfat yang mudah untuk di pahami, namanya Stoicism.

Stoicism adalah filsafat yang mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam. Tidak mudah mengeluh atas apa yang terjadi dalam hidup. Ajaran filsafat stoicsm berfokus pada hal-hal yang berada pada kendali pribadi.

Berikut adalah 5 rumus hidup bahagia ala stoicism yang harus kamu ketahui.

1. Membebaskan Diri Dari Emosi Negatif

"Jangan jebak dirimu dalam pikiranmu."

Seringkali kamu terjebak dalam emosi negatif saat dihadapkan dalam suatu masalah. Nafsu kerap kali bertindak lebih dulu dan merenggut rasionalitas. Ketika nafsu dengan mudah mengendalikan pikiranmu, maka nafsu akan mudah mengendalian tindakan yang kamu lakukan.

Pikiran itu sifatnya bebas, tidak real atau nyata. Arahkan pikiranmu ke arah kenyataan. Pikiran akan menghasilkan kebiasaan, jika kamu terbiasa memikirkan hal-hal baik, maka kamu akan mempunyai habit yang baik.

Pikiran sejatinya selaras dengan emosi. Jika pikiran kamu baik, maka kamu akan menghasilkan emosi-emosi yang baik. Cara untuk mengendalikan emosi negatif  adalah dengan mengubah sudut pandang kamu terhadap suatu masalah.

Hal penting yang perlu dilakukan adalah terima dulu apa pun masalahnya, kenali pemicunya, ambilah jeda, dan terakhir lihat masalah itu dari sudut pandang yang berbeda. Opini kamu terhadap suatu masalah akan mempengaruhi emosi yang di hasilkan.

2. Dikotomi Kendali

Inti dari ajaran stoicism adalah fokus pada pengendalian diri. Menyadari bahwa dalam hidup ada sebagian hal yang bisa kamu kendalikan (internal), ada sebagian hal yang tidak bisa kamu kendalikan (eksternal). Namanya adalah dikotomi kendali.

Hal-hal yang berada di dalam kendali kamu bersifat bebas dan tidak terikat. Pikiran dan tindakan adalah hal yang sepenuhnya berada dalam kendalimu.

Sedangkan hal-hal yang bersifat eksternal seperti kekayaan, kesehatan, hasil ujian, reputasi, dan tindakan atau perilaku orang lain sepenuhnya berada di luar kendali kamu.

Filsafat stoicism megajak kamu untuk fokus pada apa yang bisa kamu kendalikan, yaitu pikiran dan tindakan. Tujuan dari stoicism bukanlah goal atau hasil, tapi bagaimana kamu menjalani proses untuk mendapatkan hasil atau goal tersebut. 

3. Hal-hal yang Tidak Berpengaruh pada Kebahagiaan

Apa hal yang bisa membuat kamu bahagia? Kekayaan, jabatan, popularitas, pacar cantik, atau hal lainnya. Stoicism menekankan bahwa semua hal yang berada di luar kendali kamu sebagai hal yang tidak mepunyai pengaruh, bagi baik atau buruknya kamu. Semuanya itu bernilai netral, tdak memiliki value dan tidak akan menentukan tingkat kebahagiaan kamu.

Fokuslah pada apa yang bisa kamu kendalikan seperti kebajikan, karakter, perkataan dan pikiran. Meletakkan kebahagiaan pada hal yang tidak bisa kamu kendalikan tidaklah rasional. Pada akhirnya hanya akan memunculkan kekecewaan dan kesedihan yang jauh lebih besar saat kamu tidak mampu untuk meraihnya.

Stoicism mengajak kamu untuk tidak membiarkan faktor-faktor eksternal diri sebagai penghambat dalam mencapai kebahagiaan yang sejati. Karena dalam keadaan sesulit apa pun, kamu masih memiliki hal-hal yang berada di dalam kendali kamu (pikiran, persepsi dan pertimbangan).

Apa yang membuat kamu bahagia atau tidak bahagia adalah penilain kamu terhadap sesuatu. 
 

4. Kontrol atas Keinginan

Kamu akan bahagia saat mendapatkan yang kamu inginkan. Namun ketika kamu menginginkan sesuatu yag berada di luar kontrolmu, hasilnya dalah kekecewaan. Karena ketika kamu tidak mendapatkannya akan muncul perasaan tidak bahagia. Setelah mendapatkannya akan muncul rasa takut kehilangan.

Dalam stoicism kamu diajarkan untuk mengontrol keinginanmu. Raihlah apa yang bisa kamu kontrol, yang ada pada jangkauan dan kendalimu, akan lebih mudah membuat kamu bahagia.

Salah satu resep yang bisa kamu pegang untuk mengontrol keinginan adalah jangan menginginkan apa yang tidak kamu miliki, tapi bayangkan seandainya kamu tidak memilik apa yang kamu miliki saat ini.

Yaps, Rasa Syukur !

5. Terima Apa yang Terjadi

Alam semesta ini semuanya tertib dan tertata. Berjalan sesuai dengan ketentuan-Nya. Baik kebaikan atau kejahatan itu adalah peristwa yang terjadi dalam rangka kebaikan atau ketertiban yang lebih sempurna.

Segala yang terjadi telah ditentukan sebelumnya. Dan manusia bebas menerima atau memberontak atas takdir yang telah di tetapkan atas dirinya. Namun, kamu hanya bisa mencapai kebahagaian dengan cara menerima bahwa apa pun yang terjadi adalah yang terbaik untukmu.

Ya, sikapmu yang mudah menerima adalah cara untuk mencapai kebahagaan. Sebab dengan penerimaan akan membuat kamu menjadi pribadi yang lebih tenang, sesorang yang bahkan bisa tersenyum dalam kondisi masalah apa pun.

***

Itulah beberapa nilai yang bisa kamu ambil dari mempelajari filsafat stoicism. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang bisa kamu pelajari dari stoicism. Namun, inti dari stoicism yang harus kamu selalu ingat adalah tentang dikotomi kendali. Dimana kamu memahmi bahwa dalam hidup ada sebagian hal-hal yang bisa kamu kendalikan dan ada sebagian hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan.

Jika kamu ingin mempelajari dan memahami filsafat stoicism lebih juah dan dalam, kamu bisa, lho, mempelajarinya langsung dalam buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring dan Meditations karya Marcus Aurelius. Yuk, hidup tenang dan bahagia ala stoicism di zaman yang serba cepat dan serba terburu-buru ini.



Sumber gambar : Photo by Madison Oren on Unsplash

0Komentar

Special Ads
Special Ads